Polisi Tangkap Mafia Narkoba Terbesar di Bali, yang dikenal sebagai surga wisata dunia, baru saja diguncang oleh pengungkapan jaringan narkoba terbesar dalam sejarahnya. Kepolisian Republik Indonesia (Polri) berhasil menangkap seorang dedengkot mafia narkoba yang selama bertahun-tahun menjalankan operasinya di balik gemerlapnya dunia pariwisata. Operasi ini menjadi tonggak penting dalam upaya pemberantasan kejahatan terorganisir di Indonesia dan menegaskan kembali komitmen Polri dalam menjaga keamanan dan stabilitas masyarakat.
Profil Dedengkot Mafia Narkoba

Identitas Sang Pemimpin Jaringan
Polisi Tangkap Mafia Narkoba yang ini dikenal dengan inisial DOM. Pria berusia 45 tahun ini telah lama menjadi buronan internasional karena keterlibatannya dalam kejahatan narkoba lintas negara. DOM diduga mengendalikan operasi distribusi narkoba di Indonesia, khususnya Bali, dengan koneksi ke kartel internasional di Asia Tenggara dan Amerika Latin.
Modus Operasi
DOM menjalankan operasinya dengan sangat rapi, memanfaatkan lokasi-lokasi eksklusif di Bali sebagai pusat operasionalnya. Beberapa modus operandi yang digunakan oleh DOM meliputi:
- Laboratorium Rahasia di Vila Mewah
DOM menggunakan vila-vila mewah di kawasan Uluwatu dan Jimbaran untuk memproduksi narkoba jenis hasis. Dengan teknologi modern, ia mampu memproses ganja menjadi hasis berkualitas tinggi yang dijual dengan harga fantastis. - Distribusi melalui Jalur Laut
Sebagian besar narkoba didistribusikan melalui jalur laut menggunakan kapal kargo yang menyamar sebagai pengangkut barang legal. Bali, dengan letak geografisnya yang strategis, menjadi pusat transit sebelum barang diedarkan ke wilayah lain. - Pemanfaatan Pariwisata
DOM dan jaringannya menyasar wisatawan asing dan lokal sebagai konsumen utama narkoba. Lokasi-lokasi seperti klub malam dan resor menjadi tempat distribusi utama.
Operasi Penangkapan

Penyelidikan dan Strategi Penangkapan
Operasi Polisi Tangkap Mafia Narkoba merupakan hasil penyelidikan intensif yang dilakukan oleh Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri selama lebih dari enam bulan. Pada awal Desember 2024, tim gabungan Polri dan Badan Narkotika Nasional (BNN) berhasil menggerebek salah satu laboratorium narkoba di Ungasan, Kuta Selatan, yang digunakan DOM untuk memproduksi hasis.
Barang Bukti yang Disita
Dalam penggerebekan tersebut, polisi menyita sejumlah barang bukti senilai Rp1,5 triliun, termasuk:
- Hasis siap edar: Lebih dari 18 kilogram.
- Pil Happy Five: Sebanyak 35 ribu butir.
- Bahan baku narkoba: Cukup untuk memproduksi lebih dari 2 juta pil tambahan.
- Dokumen keuangan: Catatan yang menunjukkan aliran dana ke luar negeri.
Barang-barang ini memperkuat dugaan bahwa DOM adalah tokoh sentral dalam jaringan narkoba besar yang memiliki pengaruh di tingkat internasional.
Penangkapan Tersangka
Polisi berhasil menangkap empat tersangka di lokasi, yang berperan sebagai peracik dan pengemas narkoba. Namun, Polisi Tangkap Mafia Narkoba yang diyakini sebagai pemimpin utama jaringan ini sempat melarikan diri. Ia akhirnya ditangkap di sebuah apartemen di Denpasar setelah dikejar selama dua hari.
Dampak Jaringan Narkoba DOM
Kerugian Ekonomi
Aktivitas jaringan narkoba yang dipimpin oleh DOM tidak hanya merusak moral masyarakat tetapi juga menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan. Berikut adalah estimasi kerugian yang ditimbulkan oleh operasi ilegal ini:
Jenis Narkoba | Jumlah yang Disita | Harga per Gram/Butir (Rp) | Total Kerugian (Rp) |
---|---|---|---|
Hasis | 18.000 gram | 3.500.000 | 63.000.000.000 |
Pil Happy Five | 35.000 butir | 500.000 | 17.500.000.000 |
Total | 80.500.000.000 |
Harga-harga ini merupakan estimasi nilai pasar gelap, yang menunjukkan skala besar kejahatan yang dilakukan jaringan DOM.
Kerusakan Sosial
Selain kerugian ekonomi, kehadiran jaringan narkoba DOM juga merusak generasi muda di Bali dan sekitarnya. Laporan menunjukkan bahwa konsumsi narkoba di kalangan remaja dan wisatawan meningkat signifikan akibat distribusi yang dilakukan jaringan ini.
Langkah Preventif dan Respons Masyarakat

Apresiasi terhadap Polri
Polisi Tangkap Mafia Narkoba mendapat apresiasi besar dari masyarakat Bali dan pemerintah. Kepala Bareskrim Polri menyatakan bahwa operasi ini adalah bagian dari komitmen Polri untuk memberantas jaringan narkoba internasional yang beroperasi di Indonesia.
Peningkatan Pengawasan
Pemerintah daerah Bali berencana memperketat pengawasan terhadap vila dan resor yang disinyalir dapat dijadikan lokasi aktivitas ilegal. Selain itu, edukasi tentang bahaya narkoba akan terus digalakkan, terutama di kalangan remaja dan komunitas wisatawan.
Harapan Baru untuk Bali yang Bebas Narkoba

Penangkapan DOM bukan hanya tentang menjatuhkan seorang buronan, tetapi juga tentang mengembalikan citra Bali sebagai pulau wisata yang aman dan bebas dari kejahatan terorganisir. Operasi ini menjadi bukti nyata bahwa hukum tetap berjalan, dan Polri berkomitmen untuk melindungi masyarakat dari bahaya narkoba. Dengan keberhasilan ini, diharapkan jaringan-jaringan lain yang mencoba beroperasi di Indonesia akan berpikir dua kali sebelum melanjutkan aktivitasnya.