Publik dikejutkan dengan sebuah video yang memperlihatkan Aksi arogansi Satpol PP di Gorontalo pada Rabu siang (25/12/2024). Dalam video berdurasi sekitar 1 menit tersebut, terlihat jelas seorang anggota Satpol PP melakukan kekerasan terhadap seorang pemotor dengan memukul dan menendangnya tanpa perlawanan dari korban. Video itu viral di media sosial, mengundang kecaman dari masyarakat luas.
Insiden ini terjadi di tengah operasi penertiban kendaraan bermotor yang dilakukan oleh. Pemotor yang menjadi korban diketahui tidak mengenakan helm, yang membuat petugas menghentikannya. Namun, bukannya menegur secara persuasif, salah satu anggota Satpol PP justru menunjukkan sikap arogansi dengan melakukan tindakan kekerasan yang dinilai berlebihan.
Kronologi Lengkap Insiden Aksi Arogansi Satpol PP Gorontalo

Berdasarkan informasi dari berbagai sumber, berikut kronologi lengkap peristiwa yang terjadi pada Rabu siang (25/12/2024):
Operasi Penertiban Kendaraan Bermotor
Operasi digelar oleh Satpol PP Gorontalo dengan tujuan menindak pengendara yang melanggar aturan lalu lintas, seperti tidak memakai helm, tidak membawa surat kendaraan, atau parkir sembarangan.
Korban Dihentikan oleh Petugas
Korban, seorang pria berusia 30 tahun, dihentikan oleh petugas karena tidak mengenakan helm. Petugas meminta korban untuk menunjukkan dokumen kendaraannya.
Terjadi Perdebatan
Korban terlibat perdebatan dengan petugas, diduga karena korban merasa tidak seharusnya langsung ditindak tanpa diberi teguran terlebih dahulu.
Kekerasan Dilakukan
Salah satu anggota Satpol PP yang emosi langsung memukul wajah korban dan menendangnya hingga terjatuh dari motor. Aksi ini direkam oleh warga sekitar yang kemudian membagikan video tersebut ke media sosial.
Video Viral dan Reaksi Publik
Video berdurasi satu menit itu langsung viral di berbagai platform media sosial, memicu kemarahan publik yang mengecam tindakan tersebut sebagai bentuk penyalahgunaan wewenang.
Dampak Insiden Kekerasan terhadap Masyarakat dan Pemerintah

Insiden ini tidak hanya berdampak pada korban, tetapi juga memengaruhi kepercayaan publik terhadap institusi pemerintah, khususnya Satpol PP.
Dampak pada Korban
- Kerugian Fisik: Korban mengalami luka akibat pukulan dan tendangan yang diterimanya.
- Kerugian Materiil: Motor korban mengalami kerusakan, dan ia harus mengeluarkan biaya untuk perbaikan serta pengobatan.
Dampak Sosial
- Kemarahan Publik: Video viral ini memicu protes keras dari masyarakat yang menilai tindakan tersebut sebagai arogansi aparat.
- Hilangnya Kepercayaan terhadap Aparat: Kepercayaan masyarakat terhadap Satpol PP sebagai institusi penegak peraturan daerah menurun drastis.
Dampak Ekonomi
- Biaya Penanganan Kasus: Pemerintah daerah harus mengalokasikan anggaran untuk penyelesaian kasus, termasuk investigasi dan kompensasi untuk korban.
- Gangguan Aktivitas Ekonomi: Protes dan demo yang terjadi setelah insiden ini menghambat aktivitas ekonomi di beberapa area Gorontalo.
Tabel Perkiraan Biaya Akibat Insiden Kekerasan
Komponen Biaya | Perkiraan Biaya (Rp) |
---|---|
Pengobatan Korban | 8.000.000 |
Perbaikan Motor | 5.000.000 |
Investigasi dan Kompensasi Korban | 20.000.000 |
Kampanye Pemulihan Citra Satpol PP | 30.000.000 |
Total Biaya | 63.000.000 |
Tindakan Pemerintah dan Langkah Hukum terhadap Pelaku

Setelah video insiden viral, pemerintah daerah Gorontalo bergerak cepat untuk menangani kasus ini.
Nonaktifkan Oknum Pelaku Kekerasan
Oknum Satpol PP yang terlibat langsung dinonaktifkan dari jabatannya sambil menunggu proses hukum lebih lanjut.
Investigasi Internal
Tim khusus dibentuk untuk menyelidiki kronologi kejadian serta mengevaluasi pelaksanaan operasi penertiban yang dilakukan Satpol PP.
Permintaan Maaf Publik
Kepala Satpol PP Gorontalo menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat melalui konferensi pers, menyatakan bahwa tindakan kekerasan tersebut bukan mencerminkan nilai-nilai institusi.
Langkah Hukum terhadap Pelaku
Korban telah melaporkan tindakan tersebut ke kepolisian. Pelaku dijerat dengan Pasal 351 KUHP tentang penganiayaan, dengan ancaman hukuman penjara maksimal 2 tahun 8 bulan.
Mengubah Citra Satpol PP dengan Reformasi Internal
Insiden ini menjadi momentum penting untuk melakukan reformasi di tubuh Satpol PP. Berikut langkah-langkah yang dapat diambil:
Pelatihan Etika dan Humanisme
Semua anggota Satpol PP perlu mendapatkan pelatihan tentang cara menangani masyarakat secara humanis dan persuasif, tanpa menggunakan kekerasan.
Evaluasi SOP Operasi Penertiban
Standard Operating Procedure (SOP) operasi penertiban perlu dievaluasi ulang agar memastikan tidak ada tindakan berlebihan oleh petugas di lapangan.
Pengawasan Ketat dan Sanksi Tegas
Pemerintah daerah harus menerapkan pengawasan ketat terhadap kinerja, serta memberikan sanksi tegas bagi anggota yang melanggar aturan.
Transparansi dalam Proses Hukum
Transparansi dalam menangani kasus ini menjadi penting untuk memulihkan kepercayaan masyarakat.
Membangun Harapan Baru untuk Satpol PP yang Lebih Profesional
Insiden menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak. Sebagai aparat penegak aturan, Satpol PP memiliki tanggung jawab besar untuk melayani masyarakat dengan profesionalisme, bukan dengan arogansi.
Masyarakat berharap insiden ini menjadi titik balik bagi Satpol PP untuk berbenah dan memperbaiki citra mereka. Dengan pelatihan yang lebih baik, pengawasan yang ketat, dan komitmen untuk melayani dengan humanisme, kepercayaan masyarakat terhadap institusi ini dapat kembali terbangun.
Hanya melalui reformasi menyeluruh dan tindakan nyata, dapat menjadi institusi yang benar-benar melindungi dan melayani masyarakat, bukan sebaliknya.